Okay. Mari kita memulai dengan sepetik kisah kita. Iya kisah kita. Kisah dimana kita berdua saling berbagi rasa, sedih, marah, tertawa, bahkan penuh cinta. Banyak yang meragukan kisah kita. Kami juga tahu ini perjalanan baru bagi kita berdua. Dan kami berdua juga paham, apa yang sebenarnya kami berdua lakukan.
Kami menikmati setiap 'hembusan angin nakal' yang berusaha menggoyah cinta kita. Jarak yang begitu jauh membuat semua orang ragu, dan mungkin juga track record 'aku' begitu buruk dimata mereka.
Entah dari mana awalnya sampai mereka begitu membenci salah satu diantara kita berdua. Toh nyatanya sampai detik ini kami masih tetap bersama.
Kami berusaha menjaga cinta yang 'semestinya'.
Menikmati setiap pertengkaran dan cekcok mulut kita 'seadanya'.
Menjelajah ruang cinta kita yang 'sebenarnya'.
Berusaha mengisi kekosongan dan kekurangan kita masing-masing 'sewajarnya'.
Ini pilihan kami berdua, bukan pilihan dari salah satu kami.
Ini pinta kami, tidak muluk. Dan tidak berujung janji.
Pada awalnya cukup sulit, namun lama-kelamaan kami mulai terbiasa. Terbiasa mendongeng segala sesuatu yang menarik menurut 'kami'.
Kami juga menikmati setiap sudut sentuhan 'takjub' yang kami ciptakan masing-masing. Belajar memahami 'nafas' kami yang setiap saat beradu penuh rindu.
Tuhanku, jika memang suatu saat kami tidak bersama, kami mohon hentikan waktu ini agar kami bisa saling mengisi.
Kami selalu berucap rindu disudut ujung telpon yang berdering merdu.
Tawanya yang khas selalu membuatku ingin mencumbu.
Kemahiran teknologi tidak membuat kami berhenti sampai disini.
Kami berusaha menerka-nerka setiap sentuhan yang kami lakukan.
Kami berusaha meraih waktu dengan penuh jutaan harap rindu.
Kami berbagi kasih dengan setiap rintih yang terdengar lirih.
Jarak ini tidak membuat kita jauh.
Kami membuat jarak begitu dekat dengan sisi imajinasi kami, kami berlari penuh peluh, berpelukan dalam bayang, bercumbu dalam takjub yang mengharu biru.
Tuhanku, kami sedang jatuh cinta. Begitu indah hingga kami tak peduli seberapa dahsyatnya cacian mereka.
Kami saling menatap,
Kami saling berbisik.
Kami juga saling memaki.
Hey, tidakkah kalian lihat, kami begitu saling mencintai. Begitu saling ingin memuji.
Kami tidak akan pernah tahu, seperti apa ujung cerita ini. Kami mohon, jangan menghakimi kami dengan segala hal yang kalian sendiri tidak pernah tahu.
Ini memang konyol, ini memang naif dan ini juga idiot. Tapi kami sangat beruntung, karena kami begitu mencintai kebodohan kami....
Suatu saat, saat kami bisa menatap utuh, saat kami bisa beradu jemari. Saat kami bisa mendekap diri. Tatap kami dengan tatapan sinis penuh iri. Inilah kami, mendedikasikan diri dengan saling percaya dan berpuas hati.
Biarkan kami disini, mencintai yang tidak dicintai.
Memaki yang memang harus dimaki.
Menyentuh yang memang tak pernah beradu.
Bernafsu dengan penuh rasa rindu.
Ini kami yang tidak pernah kalian tahu.
Ini kami yang memang sedang dimabuk cinta.
Inilah kami yang sesungguhnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar