Jumat, 13 April 2012

Kapan,,,, Kawin??????


Malam ini masih seperti biasanya, aku menekuri tempat tidurku yang tidak seberapa luasnya. Teringat pesan Ibu yang selalu wanti-wanti kepadaku agar aku segera menikah diusia yang menurut beliau sangat pas untuk berumah tangga, 25. Ibu, tak tahukah engkau bahwa aku juga sangat menginginkannya. Keinginan menikah muda sudah ada dalam diriku sejak usia 20 tahun. Dan ternyata target menikahku melenceng dan tidak tepat pada apa yang telah kurencanakan jauh sebelumnya. Aku masih saja melajang. Aku belum menemukan seseorang yang sungguh sangat berarti. Kadang aku bingung dengan semua ini. Anak tetanggaku yang baru kelas dua SMP sudah menikah karena hamil duluan. Sedangkan aku, jangankan hamil, pria yang mengajakku menikah saja belum ada.
‘tidak usah pilih-pilih soal pasangan, yang penting seiman’ begitu kalimat yang selalu digelontorkan Ibu padaku. Aku tidak pernah mengiyakan ataupun membantahnya. Ibu, aku tidak pernah pilih-pilih, namun mungkin aura daya tarikku telah lenyap di mata mereka para pria. Digantikan oleh gadis-gadis muda berusia belasan dan bertampang ala girl band korea yang memuakkan.

Aku berjalan ke dapur dan menyeduh kopi untuk yang kesekian kalinya. Kembali sibuk melamun tentang semua hal yang terjadi pada diriku. Apa iya packagingku kurang mantap??. Aku sudah berbusana mahal dan harum, tentu saja. Pikiranku melayang kepada dua orang tukang becak yang sibuk berdebat tentang buruknya perpolitikan Indonesia. Iseng aku mencuri dengar pembicaraan mereka. Mereka bilang, seandainya saja mereka tidak tinggal di Indonesia, mungkin saja kehidupan mereka jauh lebih baik. Aku tidak habis pikir, kenapa mereka bisa membayangkan seperti itu. Sudahlah itu pikiran mereka, bukan aku.

Sms masuk untuk yang kesekian kalinya di pagi ini. Ada enam pesan yang belum kubaca. Pasti dari salah seorang teman kerjaku dan mungkin saja salah satunya pasti dari Ibu. Itu pasti. Kubuka listnya dan terdapat sms dari Ibu. ‘Assalamualaikum adek, sudah bangun?? Kapan nih Ibu dikenalin sama pacarnya??’ Nada smsnya memang halus, tapi tetap saja berujung ke arah ‘pria’.


Oh iya, beberapa hari yang lalu aku mengenal seorang teman dari jejaring sosial, facebook. Agak norak sih sebenarnya mengenal orang dari facebook. Kesannya memang seperti aku sangat tidak laku. Padahal sebenarnya tampangku tidak terlalu buruk. Paling tidak, aku masih bisa menggaet kepala divisi dikantorku yang urakan itu. Urakan tidak penting, yang penting dia pria dan bertanggung jawab. Ups, begitu simplekah?? Tidak, dia harus berpenghasilan lebih besar dariku, berpotongan celana yang elegan, kemeja mahal dan tentu saja wangi. Oh iya, dia juga harus punya dua kartu debet dan lima kartu kredit di dompetnya. ATM?? Tentu saja dia harus punya, paling tidak ada empat buah nama bank ternama yang tertera di cover ATMnya. Cash?? Harus, tidak mungkin sekali saat kita makan disalah satu food court dan tidak ada penyedia layanan kartu kredit dan dia sama sekali tidak punya cash, dia berucap, ‘sayank, pake duit kamu dulu ya, aku nggak ada cahs nih’. OMG ini tidak boleh terjadi, reputasiku bisa turun dimata teman-teman. Bagaimana tidak seorang ‘aku’, harus bayarin makan yang jumlahnya hanya seratus lima puluh ribu. Hmmmm, harus ada setidaknya dua juta rupiah dikantongnya. Mengantarku ke salon, dan tentu saja, tongkrongan roda empatnya dia minimal adalah Range Rover.
Tuhanku, terlalu tinggikah impianku terhadap seorang laki-laki?? Tidak aku harus menurunkan standar level pria impianku. Pintar dan Sederhana. Dua kata yang bisa saja menyulap seorang yang biasa saja menjadi seorang yang super extra ordinary.

Okay, kita kembali ke masalah pria facebook. Jujur saja, aku tertarik dengan kepribadiannya. Menarik, cerdas, dan sederhana. Dia punya point plus di kata menarik. Itu penting buatku. Selidik punya selidik dia belum punya pacar. Waaaahhhh passss nih, gak usah tanya kenapa aku bisa tahu dia udah punya pacar atau belum, yang jelas kita sangat menikmati kencan ‘maya’ kita. Agak nggak rela sih kalau sebutannya kencan ‘maya’. Seperti ABG labil yang sibuk tebar pesona. Tidak, aku sudah bukan ABG, dan ini juga ada tujuannya. Sedikit menyontek tetanggaku yang sukses menikah karena kenal suaminya via facebook. Hal itu juga bisa terjadi padaku, pasti. Facebook sekarang buatku bukan ajang mencari teman lagi, tapi adalah ajang mencari jodoh. Wow, terlalu ngototkah aku untuk mencari pendamping. Wadefak, peduli setan apa kata orang.

Obrolan ringan kami mengalir, banyak hal terjadi, banyak masalah pula yang muncul. Kami mulai memahami sisi baik dan buruknya hubungan kami. Memahami juga seberapa dahsyat cinta kami. Kami juga mulai mengagungkan arti kesetiaan menurut kami. Ini bagus, awal yang bagus. Aku mulai mengkotakkan namanya dan menjadi trending topic di hatiku. Terlalu naifkah??? Biarkan saja menurut orang naif, ini tidak naif buatku. Ini luar biasa buatku. Sangat luar biasa.

Ibu, aku sudah punya pria yang pantas untuk aku ceritakkan padamu. Dia, pria ini menyenangkan menurutku. Nanti saat kita sarapan pagi bareng, aku janji bakal nyeritain. Pria ini sanggup membelah seperdua malamku menjadi sekelumat cerita pendek yang menghantarkanku menuju mimpi. Pria ini yang mampu membuatku merubah-rubah suasana hatiku. 


Nanti, saat aku ke kantor dan teman-temanku sibuk menanyakan siapa pria yang akan datang menjemputku, aku sudah bisa menjawab dengan pasti. Tapiiii, aku tidak mau mengekspos priaku ini. Aku cuma ingin dia menempati tempat terahasia dalam hati kecilku ini. Aku ingin menyimpannya sendiri. Aku tidak mau mempublikasikannya sebelum dia benar-benar berucap "would you be marry me??"?? Tuhanku, beri aku tanda kapan hal itu terjadi. Aku ingin bersiap-siap menyambutnya. Aku takut akan kelabakan saat hal itu mendadak terjadi. Terlalu dibuat-buatkah kondisi hatiku??Tidak, ini nyata rasaku. Hanya aku yang bisa menilai sampai sejauh mana aku menyelusupinya, aku yang tahu sampai mana titik nadir kebahagiaanku. Ini baru awal dan aku tidak ingin cepat menyudahinya. Ini proyek besar hatiku. 

Ketika esok atau kapanpun akan ada senyum dibalik makna, dibalik pertanyaan klasik yang selalu menjadi momok oleh waniat seusiaku 'Kapan Kawin??'. Sebenarnya jauh di dasar hati, aku masih sangat jauh lebih beruntung ketimbang yang lain. Yang begitu meratapi kenapa sampai sekarang belum juga menikah. 

Tapi buktinya sekarang, aku sudah menemukan pria yang benar-benar bisa menjanjikanku kebahagiaan.
Aku membuktikan omonganku bahwa aku wanita baik-baik dan aku juga layak mendapatkan pria terbaik yang pernah ada. Tuhanku sungguh baik kepadaku, dia tidak pernah membiarkanku berlarut-larut dalam kesendirian yang tak bertepi.


Aku sombong kali ini, aku punya pemuja rahasia yang tidak banyak orang yang tahu.Ini Duniaku, aku yang berhak menentukan. Bukan kalimat pendek taktis yang tidak berujung manis 'Kapan,, kawin???' 
Seandainya kalimat itu kugelontorkan kembali padamu, kamu yang begitu menikmati hidup dan menyisakan sedikit tabungan untuk berjaga-jaga. Menyediakan setiap akhir pekan yang menyenangkan dengan memanjakan diri. Bertekad untuk tidak dipengaruhi hidupnya oleh sesosok pria yang dalam waktu sekejab bisa merubah segala duniamu. Mengurus rumah tangga, perlengkapan kerjanya dan anak juga pastinya.

Maaf, itu tidak pernah berlaku pada diriku. Aku yang kesepian, aku yang memuja arti sakral pernikahan. Aku yang merindukan riuh kecil dengkuran pria disisi kanan tempat tidurku. Aku yang mengharapkan rayuan nakal berbisik di telingaku. Aku yang menuntut hembusan nafas berpenjuru diseluruh kulit tubuhku. Dan aku yang menanti pencapaian klimaks cinta kami berdua.

Buka urusan ranjang, ini urusan hati. Penuh cinta, penuh sesal, penuh tawa, penuh pertengkaran. Klise?? Pasti. Bukankah hidup itu memang klise. Berpura-pura tegar padahal sebenarnya sangat rapuh. Itu juga yang kulakukan dihadapan keluarga dan teman-temanku. Sok Idealis, padahal buruk!!!!.

Dan sekarang, aku mendongakkan kepalaku ke atas. Menantang langit, bertafakur atas nama Tuhan. Merindukan kebersamaan. Bersujud dalam doa. Merintih dalam setiap dzikir. 'Tuhanku Yang Agung, Aku Masih Setia Menanti Jodoh-Mu'.


pS : 
Aku tetap merindukanmu dari Jauh
Aku tetap tegar berdiri menanti
Aku tetap bertahan walau lemah
Aku tetap kokoh walau rapuh...
Aku ingin mencintaimu kekal    ANDREY
Really Love You


Tidak ada komentar:

Posting Komentar