Selasa, 01 Mei 2012

*** DIA***

Sore ini aku menikmati senja yang menangis dengan secangkir kopi hitam pekat dan Rumor dengan Butiran Debunya. Bisa ditebak dengan sekejab mata, suasana hatiku sedang bergejolak. Ya aku rindu. Rindu bagiku adalah perpaduan kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagiaan itu berarti, pundi-pundi cintaku selalu bertambah untuknya. Kesedihan itu mewakili rintihan detik yang berderit ngeri karna bergesekan dengan waktu. Berharap hari akan segera cepat berganti menjadi pucuk tunas cintaku yang kian menggebu.

Seperti biasa, yang kulakukan adalah menghalusinasikan rindu yang kukaitkan erat dengan cintaku. Mendominasinya dengan nada tak berirama namun berujung pasti.
Mengukir senjaku yang sedang menangis tanpa harus patah hati. Ini adalah hal sulit, sulit untuk menerima kenyataan bahwa kami memang jauh. Berusaha untuk tetap tegar tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa sesungguhnya aku amat sangat nelangsa.
Mati-matian aku berjuang untuk menutupi gejolak rindu yang semakin beradu cepat dengan degup jantungku.
Mati-matian aku menahan gejolak belaian lembut yang beradu takjub penuh haru.
Sekuat tenaga aku melukis deru nafasmu yang berhembus lirih disetiap permukaan kulitku.
Berjuang hampir mati demi membayangkan sudut sendu matamu yang mengharapku untuk segera bertemu.

Ini cintaku, hal yang sulit kuungkapkan melalui bibir pucat dan getar ketakutan.
Di pertengahan nafas harum lembut cintamu, kutuang cintaku disekujur tubuhmu.
Ini kebodohan terindah yang pernah kucipta tanpa sengaja dalam hidupku.
Setiap malam yang kulakukan adalah meniti waktu dengan harap penuh pilu.
Malam ini aku terus membayangkan ciumanmu yang terus menghujani setiap jengkal kulitku.
Menghitung berapa banyak sentuhan yang selalu kamu ciptakan dibalik derai tangis penuh rindu.

Tuhanku, jangan siksa kami dengan satu kata penuh makna ini.
Cukup sulit mendeskripsikan seberapa besar rinduku untuknya.
Cukup rumit menggambarkan setiap detail rasa yang kumiliki untuknya.

Tetap percaya aku dengan satu cinta yang kutuju.
Aku sedang berjuang untuk mewujudkannya menjadi nyata.
Aku sedang berusaha menjadikan satu kandidat utuh dalam hidupku.
Tetaplah berlari menjemputku, aku takkan pernah pergi kemana-mana.
Aku tetap disini, menjaga cinta yang memang perih.
Aku menikmati setiap kucuran rindumu yang beradu sendu diakhir ucapmu.
Aku menikmati dentingan nada kita yang tak berirama, ini nyata dan memang ada.

Entah kenapa, ragu itu semakin menghilang seiring waktu yang terus berlari.
Berlari menjemput impian kita.
Berlari mempertemukan kita.
Berlari menghujani tubuh kita dengan rindu.

Bertahanlah untuk satu hati yang ada disini.
Berjuanglah untuk hati yang bisa dinanti ini.
Ini aku untukmu, tanpa ada niat untuk mencari sisi burukmu.
Rasaku, mengalahkan semua hal buruk yang ada padamu.
Percayalah, cintaku ini memang tak berucap,
Tapi ini pasti, takkan terbagi.
Kutunggu “kamu” dengan hati harap penuh rindu.
Cepatlah pulang, karena peluhku telah hampir habis menikmati rintihanmu disetiap malamku.
Aku cinta kamu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar